SAWAHLUNTO - Narkoba (narkotika, psikotropika, dan obat terlarang) merupakan musuh nyata yang meronggong ketahanan SDM (Sumber Daya Manusia) terutama generasi muda sebagai aset yang memikul harapan keberlangsunggan estafet pembangunan negeri, bangsa dan negara ke depannya.
Narkoba kini menjadi permasalahan yang kompleks karena tidak saja hanya mengancam pelakunya namun juga berdampak pada lingkungan sosial dengan meningkatnya kriminalitas yang diakibatkan pengaruh dari zat yang terkandung dalam barang haram itu.
Narkoba menyerang hampir seluruh lini lapisan masyarakat, tanpa memandang latarbelakang, strata sosial maupun profesi korban yang disasarnya. Barang haram itu juga menjadi momok yang dikhawatirkan menghancurkan generasi harapan bangsa.
Oleh sebab itu, genderang perang terhadap narkoba secara terbuka ditabuh dan dikumandangkan oleh pimpinan tertinggi di negeri ini, Presiden Republik Indonesia.
Baca juga:
Kasal Resmikan Monumen KRI Nanggala-402
|
Pemerintah bersama seluruh lembaga dan institusi yang ada berjibaku menyusun strategi sekaligus action dalam menyelamatkan anak bangsa dari ancaman bahaya laten narkoba.
BNN beserta jajaran BNNP ditingkat Provinsi dan BNNK di tingkat Kabupaten/Kota menjadi salah satu instrument / Lembaga yang menjadi ujung tombak penggerak upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di Bumi Pertiwi ini.
BNNK (Badan Narkotika Nasional Kota) Sawahlunto, Sumatera Barat di bawah komando AKBP Erlis, SE, MH, terus fokus dan bekerja keras dalam memaksimalkan upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di wilayah kerjanya yang meliputi Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya.
Berbagai strategi yang dikemas dalam program Desa Bersinar (Bersih dari Narkoba) terus digalakkan, yang hakekat tujuan utamanya adalah untuk memperkuat fungsi dan kemampuan agen pemulihan untuk memaksimalkan implementasi IBM (Intervensi Berbasis Masyarakat) dalam upaya percepatan penanganan penyalahgunaan narkotika.
Menurut keterangan Kepala BNNK Sawahlunto AKBP Erlis, hingga saat ini BNNK Sawahlunto telah menbentuk 4 (empat) Desa dan Kelurahan Bersinar (Bersih Dari Narkoba) diantaranya Desa Sijantang Koto dan Desa Sikalang di Kecamatan Talawi, serta Desa Lunto Timur dan Kelurahan Tanah Lapang di wilayah Kacamatan Lembah Segar.
Dalam implementasi Desa Bersinar ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat setempat dengan membentuk penggiat anti narkoba serta agen pemulihan, yang secara berkala mendapat bimbingan dan pembekalan dari BNNK.
Selanjutnya, untuk tahun ini, ditambahkan Erlis, BNNK rencananya akan membentuk tiga desa Bersinar, yakni Desa Balai Batu Sandaran, Kecamatan Barangin, Desa Rantih, Kecamatan Talawi dan Silungkang Kecamatan Solungkang,
“Saat ini kita masih dalam tahap prospek pada ketiga desa yang rencananya tahun ini dilaunching sebagai Desa Bersinar. Kita berharap kedepannya, 27 Desa dan 10 Kelurahan yang ada pada 4 Kecamatan di Kota Sawahlunto bisa manjadi Desa Bersinar untuk Sawahlunto Bersinar. Begitu pun dengan Nagari-nagari dan Desa yang ada di Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya, ” sebut AKBP Erlis.
Namun untuk mewujudkannya, tidak bisa lepas dari dukungan serta kerjasama dari pemerintah daerah atau desa/kelurahan setempat, mengingat kemampuan anggaran maupun personil BNNK yang terbatas.
Dia berharap Pemerintah Daerah untuk ‘care’ (peduli) terhadap pelaksanaan pencegahan dan penanganan penyalahgunaan narkoba, sesuai dengan yang tertuang dalam Inpres nomor 2 tahun 2020, terkait peran serta pemerintah untuk melaksanakan, membuat rencana aksi daerah dalam hal upaya pencegahan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba atau yang dikenal dengan P4GN.
Tidak hanya Pemerintah, Perwira menengah Polisi itu, mengatakan bahwa dalam upaya memenangkan perang terhadap narkoba itu, peran seluruh pihak, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, dan semua elemen masyarakat harus turut berperan aktif, dengan dimulai dari lingkungan terkecil, membentengi dan menyelamatkan keluarga dari pengaruh buruk narkoba.
Mantan Kasubdit 4 Ditreskrimum Polda Sumbar itu pun mengatakan bahwa karena segala keterbatasan itulah, saat ini dalam penerapan program IBM melalui Desa Bersinar baru mampu dilakukan di wilayah Kota Sawahlunto.
Namun demikisn, ditambahkan Erlis, pihaknya, BNNK Sawahlunto bukan berarti mengabaikan 2 Kabupaten lain yang masuk dalam wilayah kerjanya, serta tetap selalu siap untuk memberikan sosialisasi, pemahaman serta penanganan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba.
Selain upaya pencegahan melalui program IBM Desa Bersinar, BNNK Sawahlunto juga mengimbau seluruh pihak untuk bersedia melaksanakan deteksi dini penyalahgunaan narkoba secara mandiri baik oleh instansi swasta maupun pemerintah. (Amel)